jelas Erick.
Menurutnya, kolaborasi ini tak hanya menyasar sektor keuangan, tetapi juga menciptakan peluang dari
sisi people-to-people, termasuk pengelolaan dana Haji dan Umrah, logistik, hingga sektor farmasi.
Erick juga menekankan bahwa potensi perputaran dana dari jamaah Indonesia sangat besar.
“Saat ini, dana yang berputar di Indonesia dari aktivitas Umrah dan Haji mencapai sekitar Rp29 triliun.
Sementara di Arab Saudi, masih ada sekitar Rp23 triliun yang bisa kita serap. Dengan ekosistem yang
tepat, kita bisa mulai mengambil bagian dari transaksi ini,” tambahnya.
Erick juga menyoroti pentingnya terobosan layanan borderless antara Imigrasi Indonesia dan Imigrasi
Arab Saudi, yang memungkinkan perizinan Haji dilakukan langsung dari Indonesia. Hal ini akan
didukung oleh keberadaan terminal khusus seperti Terminal 2F yang baru saja diresmikan oleh
Presiden RI dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
“Dengan integrasi sistem ini, kita tidak hanya mempercepat layanan Umrah dan Haji, tapi juga mulai
menggeser sebagian transaksi digital payment untuk dikelola dalam negeri, sesuai arahan Bapak
Presiden,” ujarnya.
Lebih lanjut, Erick menyampaikan kabar positif dari kinerja keuangan BSI. Pada kuartal I tahun 2025,