Kebijakan tarif dagang Trump guncang dunia, Wall Street rontok, Miliarder rugi, RI kena imbas

1. Ancaman terhadap ekspor RI:
   Produk Indonesia yang masuk pasar AS seperti tekstil, elektronik, dan komponen otomotif bisa terkena tarif tambahan, sehingga daya saingnya menurun. Ini bisa memicu penurunan permintaan dan menekan pertumbuhan sektor manufaktur dan lapangan kerja.

2. Tekanan pada harga barang impor:
   Kenaikan tarif global mendorong lonjakan harga bahan baku dan barang konsumsi impor. Ini bisa membuat harga makanan, minuman, dan elektronik di Indonesia naik, serta menambah beban inflasi.

3. Potensi PHK dan perlambatan industri:
   Bila ekspor terganggu dan ongkos produksi naik, sektor industri di Indonesia, terutama yang orientasi ekspor, bisa mengurangi tenaga kerja, menambah risiko PHK massal.

4. Investor asing mulai wait and see:
   Ketidakpastian global akibat kebijakan proteksionis membuat investor cenderung menahan investasi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Ini bisa memperlambat masuknya modal asing dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Juga: Armada mudik gratis untuk ribuan pemudik diberangkatkan, Menhub: Semoga perjalanan balik aman

Langkah Trump menunjukkan kembalinya proteksionisme dalam skala besar. Meski disebut-sebut demi melindungi ekonomi AS, kebijakan ini membawa konsekuensi global.

Pasar keuangan bergejolak, kekayaan konglomerat menyusut, dan negara-negara berkembang seperti Indonesia ikut terkena dampaknya melalui ekspor, nilai tukar, hingga harga kebutuhan pokok.

Jika situasi ini berlanjut, Indonesia perlu bersiap dengan kebijakan pengaman ekspor, dukungan sektor industri, dan perlindungan sosial untuk kelompok rentan.***