Selain data center, perseroan juga fokus pada layanan cloud untuk memenuhi beragam kebutuhan digital pelanggan.
Baca Juga: Dari Akademi Wartawan, kini Universitas Ibnu Chaldun jadi institusi pendidikan tinggi unggul
Hingga September 2023, bisnis data center dan cloud TelkomGroup membukukan pendapatan Rp1,4 triliun.
Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel sebagai tower provider terbesar di Asia Tenggara dari sisi kepemilikan tower yang memiliki 37.091 tower dengan tenancy ratio dari 1,5x.
Mitratel mencatat pendapatan Rp6,27 triliun atau tumbuh 11,9% YoY, didorong oleh pendapatan sewa menara.
EBITDA dan laba bersih tumbuh masing-masing sebesar 14,8% dan 16,6% YoY dengan margin keduanya yang semakin baik senilai 80,6% dan 22,8%.
Baca Juga: Universitas Esa Unggul (UEU): Mengukir prestasi dalam pendidikan dan kewirausahaan di Indonesia
Dari sisi operasional, jumlah kolokasi dan jumlah penyewa juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 21,3% dan 10,5% YoY.
Pada periode tersebut Mitratel membukukan kinerja keuangan yang kian kuat dengan leveraging ratio yang relatif rendah, yakni rasio net to debt EBITDA sebesar 1,9x.
Hal ini menunjukkan stabilitas perusahaan serta peluang pertumbuhan di masa mendatang.
Baca Juga: Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma: Pusat unggulan pendidikan kedirgantaraan di Indonesia
Mengikuti implementasi inisiatif FMC, selanjutnya Telkom akan membentuk InfraCo sebagai entitas baru pada kuartal keempat tahun 2023.
Entitas ini diharapkan dapat menjadi penggerak utama perseroan dalam meningkatkan nilai perusahaan dengan memfasilitasi penetrasi fiber yang luas, menyediakan layanan telekomunikasi yang andal, dan mendorong peningkatan penciptaan nilai bagi pelanggan.
Hingga September 2023, Telkom telah menggunakan belanja modal perseroan mencapai Rp22,1 triliun atau 19,9% dari total pendapatan.
Baca Juga: Universitas Darunnajah: Jejak tradisi dan kiprah modern dalam pendidikan tinggi Islam di Jakarta