Luhut Binsar Panjaitan sendiri optimis perihal melunasi pembayaran kereta cepat Indonesia tersebut.
Luhut pun berpendapat bahwa penerimaan pajak negara sudah naik 4,8 persen cukup untuk melunasi pembayaran hutang.
Rizal Taufikurrahman sendiri berpandangan bahwa hutang kereta api cepat Indonesia sebaiknya dibayar dari hasil operasional, sehingga tak ganggu APBN.
“Ya terbukti meski KCIC sudah berjalan tetapi menyusahkan atau menambah beban hutang baru bagi APBN kita,” kata Rizal Taufikurrahman.
“Ya memang hutang itu bisa dibayar, tetapi sampai kapan dan juga berapa lama?,” lanjut Rizal Taufikurrahman.
“Dan pembayaran (hutang kereta cepat) berasal dari apa?,” ujar Rizal Taufikurrahman.
“Justru akan sangat sehat jika hutang kereta cepat Indonesia ini dibayar dari operasional,” tutur Rizal Taufikurrahman.
“Ya bisa saja membayar hutang dari proyek-proyek lain, atau sektor-sektor yang selama ini memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap penerimaan negara ya include dari pajak itu,” ucap Rizal Taufikurrahman.
“Tapi justru yang menjadi catatan penting dengan KCIC ini adalah bagaimana mengoptimalisasi KCIC ini supaya mampu mengembalikan hutang ini dari operasionalnya,” lanjut Rizal Taufikurrahman.
Rizal Taufikurrahman ingat betul pelunasan hutang akan dilakukan 30 tahun, namun justru berubah menjadi 40 tahun bahkan terakhir 50 tahun.***