JAKARTA INSIDER – Pengadaan kereta cepat di Indonesia disebut-sebut masih hutang, yang mana belum tahu kapan akan lunas.
Disebut-sebut pengadaan kereta cepat Indonesia dengan hutang dianggap banyak pihak akan menambah resiko APBN.
Rizal Taufikurrahman, ahli Ekonom Indef pun beri pandangan soal penyelesaian hutang pengadaan kereta cepat.
“Ya memang itu menjadi catatan kita ya, dulu di awal pada saat perencanaan itu lebih banyak kerja sama B2B yang tidak berjalan mulus,” kata Rizal Taufikurrahman, ahli Ekonom Indef, dikutip oleh JAKARTA INSIDER dari Youtube Metro TV pada hari senin tanggal (2/10/2023).
“Karena hal ini juga banyak eee apa namanya masalah terutama pas orderan,” lanjut Rizal Taufikurrahman.
“Selain itu saya kira di awal perencanaan juga nampaknya tidak eee apa tidak matang gitu,” ujar Rizal Taufikurrahman.
“Sehingga banyak prediksi-prediksi di awal atau perhitungan-perhitungan saat perencanaan tetapi pada realisasinya terjadi perubahan,” tutur Rizal Taufikurrahman.
“Hal itu tentu akan mempengaruhi terhadap eee keputusan didalam realisasi KCIC ini,” ucap Rizal Taufikurrahman.
Rizal Taufikurrahman berpendapat pengadaan KCIC justru diduga akan tambah beban baru bagi APBN Indonesia.
Baca Juga: Lolly mengaku kesepian pasca keluar dari rumah mami Eda dan kini tinggal sendiri di Inggris
Untuk hajat hidup orang banyak, pengadaan hutang untuk infrastruktur biasa dianggap hal lumarah bagi sebagian kalangan.
Berhutang untuk pengadaan infrastruktur negara mungkin hal biasa bagi sebagian kalangan, namun ini dia pandangan Rizal Taufikurrahman.