JAKARTA INSIDER - Sejak 28 September 2022, PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) telah melangkah ke dunia inovasi dengan menguji coba Face Recognition Boarding Gate di Stasiun Bandung.
Teknologi ini bertujuan untuk menghilangkan kebutuhan akan dokumen fisik seperti boarding pass, e-boarding pass, KTP, atau dokumen vaksinasi saat naik kereta api jarak jauh.
VP Public Relations KAI, Joni Martinus, menjelaskan bahwa uji coba teknologi Face Recognition Boarding Gate ini adalah langkah awal dalam menyempurnakan layanan kereta api dengan teknologi terbaru.
Baca Juga: Kereta api Pandalungan: Jalur eksekutif baru dengan rute terpanjang se-Indonesia
Mereka berharap teknologi ini dapat diterapkan di seluruh stasiun kereta api jarak jauh pada awal tahun 2023.
Face Recognition Boarding Gate adalah fasilitas layanan boarding yang dilengkapi dengan kamera untuk mengidentifikasi dan memvalidasi identitas penumpang melalui pemindaian wajah yang telah terintegrasi dengan data tiket kereta dan status vaksinasi penumpang.
Pelanggan yang ingin menggunakan fasilitas ini harus melakukan registrasi awal dengan menempelkan e-KTP pada alat e-KTP Reader dan menempelkan jari telunjuk kanan atau kiri pada pemindai yang ada di e-KTP Reader.
Baca Juga: Presiden Jokowi uji coba Kereta Cepat Jakarta Bandung bersama Raffi Ahmad dan Gading Marten
Setelah registrasi, pelanggan tidak perlu lagi mencetak boarding pass.
Mereka hanya perlu mengarahkan wajah mereka ke mesin pemindai.
Jika data tiket, identitas, dan syarat vaksinasi sesuai, maka pintu otomatis terbuka dalam waktu kurang dari 1 detik.
Layanan registrasi saat ini tersedia di Hall Utara Stasiun Bandung dan dapat dilakukan di Customer Service, Vending Machine, atau Check-in Counter yang dilengkapi dengan e-KTP Reader.
KAI juga berencana untuk mengembangkan registrasi online melalui aplikasi KAI Access. Untuk pelanggan yang tidak memiliki e-KTP atau e-KTP rusak, KAI tetap menyediakan layanan boarding manual di Stasiun Bandung.